Jumat, 05 Maret 2010
1. Seberapa penting media pembelajaran dilihat dari sudut pandang psikologi pendidikan?
Jawaban:
Pada umumnya pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan.
Proses pendidikan dapat bersifat formal dan dapat bersifat informal atau nonformal. Pendidikan formal lazimnya diberikan disekolah atau lembaga-lambaga pendidikan lainnya yang bersifat formal. Sedangkan pendidikan informal yaitu pendidikan yang diselenggarakan dalam lingkungan keluarga yang sifatnya informal. Pendidikan nonformal merupakan proses pendidikan yang lazimnya diselenggarakan di luar sekolah atau di luar sistem pendidikan yang sifatnya formal. Melalui proses kegiatan belajar mengajar pendidikan membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak didik agar tercapai kedewasaan serta berlangsungnya pewarisan sosial.
Sejalan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, khususnya dalam bidang informasi dan komunikasi, telah menjadikan dunia ini terasa semakin menjadi sempit dan transparan. Antara satu belahan dunia dengan belahan dunia lainnya dengan mudah dapat dijangkau dan dilihat dalam waktu yang relatif singkat.
Itulah globalisasi, yang di dalamnya membawa berbagai implikasi yang luas dan kompleks bagi kehidupan manusia. Implikasi nyata dari adanya globalisasi adalah terjadinya perpacuan manusia yang mengglobal. Seorang individu dalam berkarya tidak hanya dituntut untuk mampu berkiprah dan berkompetisi sebatas tingkat lokal dan nasional semata, namun lebih jauh harus dapat menjangkau sampai pada tingkat kompetisi global, yang memang di dalamnya berisi sejumlah tantangan dan peluang yang begitu ketat.
Banyak sekali jenis media yang sudah dikenal dan digunakan dalam penyampaian informasi dan pesan – pesan pembelajaran. Setiap jenis atau bagian dapat pula dikelompokkan sesuai dengan karakteristik dan sifat – sifat media tersebut. Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang baku dalam mengelompokkan media. Jadi banyak tenaga ahli mengelompokkan atau membuat klasifikasi media akan tergantung dari sudut mana mereka memandang dan menilai media tersebut.
Penggolongan media pembelajaran menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Rohani (1997 : 16) yaitu :1. Gambar diam, baik dalam bentuk teks, bulletin, papan display, slide, film strip, atau overhead proyektor.2. Gambar gerak, baik hitam putih, berwarna, baik yang bersuara maupun yang tidak bersuara.3. Rekaman bersuara baik dalam kaset maupun piringan hitam.4. Televisi5. Benda – benda hidup, simulasi maupun model.6. Instruksional berprograma ataupun CAI (Computer Assisten Instruction).
b. Manfaat media pembelajaranMedia pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan pembelajaran adalah suatu kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri keberadaannya. Karena memang gurulah yang menghendaki untuk memudahkan tugasnya dalam menyampaikan pesan – pesan atau materi pembelajaran kepada siswanya. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka materi pembelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh siswa, terutama materi pembelajaran yang rumit dan komplek.
Setiap materi pembelajaran mempunyai tingkat kesukaran yang bervariasi. Pada satu sisi ada bahan pembelajaran yang tidak memerlukan media pembelajaran, tetapi dilain sisi ada bahan pembelajaran yang memerlukan media pembelajaran. Materi pembelajaran yang mempunyai tingkat kesukaran tinggi tentu sukar dipahami oleh siswa, apalagi oleh siswa yang kurang menyukai materi pembelajaran yang disampaikan.
Secara umum manfaat media pembelajaran menurut Harjanto (1997 : 245) adalah :1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis ( tahu kata – katanya, tetapi tidak tahu maksudnya)2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.3) Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif siswa.4) Dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah.
Landasan psikologis penggunaan media pembelajaran ialah alasan atau rasional mengapa media pembelajaran dipergunakan ditinjau dari kondisi pebelajar dan bagaimana proses belajar itu terjadi.Walaupun telah diketahui adanya pandangan yang berbeda ten-tang belajar dan bagaimana belajar itu terjadi, namun dapat dikatakan bahwa belajar itu adalah suatu proses yang mengakibatkan adanya perubahan perilaku oleh adanya peng-alaman. Perubahan perilaku itu dapat berupa bertambahnya pengetahuan, diperolehnya ketrampilan atau kecekatan dan berubahnya sikap seseorang yang telah belajar. Pengetahu-an dan pengalaman itu diperoleh melalui pintu gerbang alat indera pebelajar karena itu di-perlukan rangsangan (menurut teori Behaviorisme) atau informasi (menurut teori Kognitif), sehingga respons terhadap rangsangan atau informasi yang telah diproses itulah hasil belajar diperoleh.
Sumber referensi :
· http://z0n2.wordpress.com/2008/04/01/media-pembelajaran/
· http://blog.unila.ac.id/hairuddin/
· http://sutisna.com/pendidikan/media-pendidikan/manfaat-media-pendidikan/
· http://dosen.fip.um.ac.id/sihkabuden/?p=6
· http://www.freewebs.com/santyasa/pdf2/MEDIA_PEMBELAJARAN.pdf
2. Seberapa besar pengaruh teknologi pembelajaran menurut psikologi pendidikan?
Jawaban:
Teknologi pembelajaran mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap pembelajaran. Misalnya saja dalam penelitian yang di lakukan memerlukan teknologi untuk mendesain sebuah perancancangan . Penelitian dan teori psikologi yang berkembang pun telah memberikan kontribusi terhadap perancangan, baik yang dikembangkan oleh kelompok aliran psikologi behaviorisme, maupun kognitivisme dan konstruktivisme. Selain itu, sumbangsih teori dan penelitian psikologi tentang motivasi juga berpengaruh terhadap proses perancangan. Pada kawasan pengembangan tidak hanya dipengaruhi oleh teori komunikasi semata, tetapi juga oleh teori pemrosesan visual-audial, berfikir visual, dan estetika.
Teori Shannon dan Weaver (1949) tentang proses penyampaian pesan dari pengirim kepada penerima dengan menggunakan sarana sensorik. Berikutnya, pemikiran Belo tentang Model SMCR (Sender, Massage, Channel, Receiver), dan beberapa teori lainnya dalam bidang komunikasi secara umum telah menjadi landasan dalam proses pengembangan. Ada juga pengaruh teknologi terhadap nilai dan prespektif alternative. Yaitu : a) replikabilitas pembelajaran; (b) individualisasi; (c) efisiensi; (d) penggeneralisasian proses isi lintas; (e) perencanaan terinci; (f) analisis dan spesifikasi; (g) kekuatan visual; (h) pemanfaatan pembelajaran bermedia.
Pembelajaran dengan teknologi juga mempengaruhi kognitif . menurut teori gestalt atau teori kognitif. Dapat merangsang stimulus respons. Yang mempengaruhi kognitif untuk berpikir terhadap teknologi yang ada dan bagaimana cara penggunaanya. Untuk dapat menyelesaikan suatu tugas yang memerlukan teknologi yang canggih.
Sumber referensi :
http://www.scribd.com/doc/17670174/MAKALAH-Psikologi-Pendidikan-Dalam-Pengajaran
http://septa-ayatullah.blogspot.com/2009/05/mengenal-teknologi-pembelajaran.html
http://www.blogcatalog.com/blogs/bunga-kehidupan/posts/tag/teknologi+pendidikan/
http://amrull4h99.wordpress.com/2009/12/24/landasan-psikologi-pendidikan/
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/.2008/09/26/sumber-sumber-yang-mempengaruhi-teknologi-pembelajaran/
3. Sebutkan macam-macam ragam model pembelajaran?
Jawaban:
1. Model Pembelajaran Langsung Model pembelajaran langsung dirancang secara khusus untuk menunjang proses belajar siswa berkenaan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah.Pembelajaran langsung tidak sama dengan metode ceramah, tetapi ceramah dan resitasi (mengecek pemahaman dengan tanya jawab) berhubungan erat dengan model pembelajaran langsung.Pembelajaran langsung memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang cukup rinci terutama pada analisis tugas. Pembelajaran langsung berpusat pada guru, tetapi harus tetap menjamin keterlibatan siswa. Jadi lingkungan belajar harus diciptakan yang berorientasi pada tugas-tugas yang diberikan kepada siswa.
Ciri-ciri pembelajaran langsung
1. Adanya tujuan pembelajaran
2. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran
3. sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung berlangsung dan berhasilnya pembelajaran
2. Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama, yakni kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuik mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah utnuk membangkitkan interaksi yang efektif diantara anggota kelompok melalui diskusi. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran, berdiskusi untuk memecahkan masalah (tugas). Dengan interaksi yang efektif dimungkinkan semua kelompok dapat menguasai materi pada tingkat yang relatif sejajar.
Menurut Slavin pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelompok -kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan setting kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerjasama dan memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan dan ia menjadi narasumber bagi teman yang lain
3. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Ciri-ciri utama pembelajaran berdasarkan masalah adalah meliputi suatu pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan keterkaitan antar disiplin. Penyelidikan autentik, kerjasama, dan menghasilkan karya dan peragaan. Pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa.Pembelajaran berdasarkan masalah bertujuan : 1). Membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan masalah 2). Belajar peranan orang dewasa yang autentik 3). Menjadi pembelajar yang mandiri
Sumber Referensi:
http://model-pembelajaran.blogspot.com/2008/08/ragam-model-pembelajaran.html
http://sweetyhome.files.wordpress.com/2009/08/berkas-cooperative-learning2.pdf
http://ipotes.wordpress.com/2008/05/10/metode-pembelajaran-kooperatif/
http://meetabied.wordpress.com/2009/07/08/model-pembelajaran-langsung-koperatif-dan-berbasis-masalah/
http://lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/19/pembelajaran-berbasis-masalah/
Testimoni Kelompok mengenai tugas ini:
Ini adalah pertama kali kami menjalani kuliah secara on-line. Kuliah ini meningkatkan rasa ketertarikan kami untuk menjalani mata kuliah psikologi pendidikan. Pada awalnya, kami merasa bingung untuk menjalani kuliah ini, tetapi setelah kami jalani, ternyata kuliah on-line ini memberikan banyak manfaat. Walaupun dosen dan mahasiswa tidak berada dalam satu ruangan yang sama, tetapi kuliah tetap bisa berjalan dengan efektif.
Mengenai tugas, pertama kali kami merasa kewalahan karena tenggat waktu yang singkat (sebelum kami mengetahui bahwa waktu pengumpulan tugas diperpanjang), tetapi kami berusaha mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu.
Pada akhirnya, kuliah on-line ini membangkitkan rasa ingin tahu kami. Terima kasi kepada dosen mata kuliah Psikologi Pendidikan Ibu Fillia Dina Anggaraeni, M.Pd yang telah memperkenalkan kami tentang kuliah on-line ini.
Kelompok VI :
Diva Olivia Hudi (09-028) Khairani Rizky (09-030) Imam Setiawan (09-044) Rahmi Handayani (09-074)
0 komentar:
Posting Komentar